Rahasia di Dalam Kubur

Aisyiyah r.a. pernah bertanya kepada Rasululullah Saw, “Semua umatmu akan diajukan pertanyaan nanti di dalam qubur, bagaimanakah saya ini hanya seorang wanita yang lemah…?”
Rasululullah Saw menjawab, “Allah Swt akan meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat...” (H.R. Al- Bazzar)
Hamba Allah semacam Aisyiyah r.a. yang imannya serta amal shalehnya
tidak diragukan lagi, masih cemas serta khawatir tentang persoalan di
alam barzakh, sang suami yang rasul lewat ayat Al Qur’an Surat Ibrahim
ayat 27 menenangkan kecemasan itu, bahwa bagi orang yang semasa hidupnya
dipenuhi dengan kalimah Thoyyibah, yakni Iman, amal saleh, amar ma’ruf
serta nahi munkar, akan dibantu oleh Allah Swt untuk menjawab segenap
pertanyaan munkar dan nakir.
Acapkali kejadian, di saat hendak menanam jenazah dipekuburan yang
rendah, apalagi di musim penghujan, lubang yang telah digali penuh
dengan air. Meski ditimba, namun air yang muncul tidak bisa dikalahkan,
pada akhirnya mayat dibenamkan begitu saja, ditutup papan serta ditimbun
tanah.
Betapakah perasaan seseorang bila melihat keadaan yang seperti ini? Pikiran dunia kita tentu akan menjawab si mayat akan megap, kedinginan, sendirian, gelap tanpa penerangan.
Betapakah perasaan seseorang bila melihat keadaan yang seperti ini? Pikiran dunia kita tentu akan menjawab si mayat akan megap, kedinginan, sendirian, gelap tanpa penerangan.
Sahabat Nabi Saw semisal Usman bin Affan akan berurai air mata jika
mendengar apalagi melihat sendiri penguburan jenazah. Ketika ditanya,
kenapa dia bisa seperti itu, beliau menjawab: kubur itu sempit, gelap,
banyak ulat serta kita benar-benar ditinggal sendiri. Anak, istri,
sahabat dan harta meninggalkan kita, tinggallah badan sebatang kara
bersama iman dan amal saleh.
Berbeda dengan Usman r.a., setiap kita telah banyak mengantar
jenazah ke perkuburan, tetapi kenapa tidak nampak pengaruhnya pada cara
pikir dan kelakuan keseharian kita?
Andaipun barangkali ada satu orang yang bisa keluar dari kubur saat ini, kemudian dia bisa kembali ke rumahnya lalu menceritakan pengalaman yang ia rasakan di sana, hampir dapat dipastikan hanya sedikit sekali di antara yang masih hidup yang dapat mengambil pelajaran.

Andaipun barangkali ada satu orang yang bisa keluar dari kubur saat ini, kemudian dia bisa kembali ke rumahnya lalu menceritakan pengalaman yang ia rasakan di sana, hampir dapat dipastikan hanya sedikit sekali di antara yang masih hidup yang dapat mengambil pelajaran.
Ketidakmampuan akal sehat manusia untuk menangkap ajaran-ajaran
kebenaran seringkali karena didesak oleh kebutuhan yang bersifat
kebendaan, sehingga apabila ia dihadapkan dengan persoalan ghaib, apakah
itu yang berupa ancaman maupun kabar gembira, seolah tidak mendapat
tempat yang layak.
Padahal, bukankah kita telah diperingatkan, bahwa setelah kita berlomba saling menimbun harta, sesungguhnya waktu akan mengantar kita untuk mendekati liang kubur.
Padahal, bukankah kita telah diperingatkan, bahwa setelah kita berlomba saling menimbun harta, sesungguhnya waktu akan mengantar kita untuk mendekati liang kubur.
Allah Swt dan Rasulnya tidak pernah memaksa seorangpun untuk
mempercayai ajaran Qur’an, tetapi biarlah seseorang itu menggunakan akal
pikirannya. Namun demikian, yang menjadi persoalan adalah kenapa
setelah seseorang itu mengaku muslim, namun kemudian justru ia tidak
begitu percaya kepada isi Al Qur’an. Aneh! Bagaimanakah ia menggunakan
akal pikiran dan hati nuraninya? (Majalah Tabligh/muslimahzone)
Leave a Comment