Libur telah tiba,
lembur masih ajaaaa, bonusss kagak adaaa *lagunya Tasya*
Anjayyy akhir
taun kayak gini masih aja banyak kerjaan deadline, tapi kebetulan tanggal 24-25
Desember ada tanggal merah 2 hari, sempat terpikir antara mau tetep ngerjain tugas-tugas
kantor atau sejenak keluar dari rutinitas. Dan setelah mikir keras akhirnya gue
dan 5 sahabat memutuskan untuk piknik ke Gunung Sumbing.
Gunung Sumbing
yang terletak di Jawa Tengah merupakan gunung tertinggi ke-3 se-Jawa (cmiiw).
Oke langsung aja gue cerita perjalanan ke sono...
Tanggal 23
Desember setelah balik kantor sekiitar jam 9 malem gue langsung packing, yah
sebenernya udah 3 hari nggak balik ke rumah karena tidur di kosan, pas sampe
rumah udah mau pergi lagi. Pamit sama orang tua jadi nggak enak karena cuma
mampir rumah bentar doang. Setelah kelar packing dan cium tangan ibu bapak
akhirnya jam 12 malem gue berangkat ke basecamp pendaki galau di daerah Bantul.
Sampe disono langsung tidur karena rencananya jam 5 pagi kami berangkat ke
Gunung Sumbing.
Jam setengah 5
pagi alarm hp mulai teriak-teriak, sebenarnya masih super ngantuk tapi harus
bangun karena Gunung Sumbing sudah ngawe-awe (baca: melambai-lambai). Tepat jam
5 pagi kami berangkat dengan menggunakan 3 buah motor dengan modal GPS online
dan GPS manual (gunakan penduduk setempat). Oh iya, kali ini kami akan mendaki
lewat jalur sejati atau jalur Kaliangkrik daerah Magelang-Temanggung. Jalur ini
kebetulan aksesnya memang masih sulit, disarankan kalo kesini menggunakan motor
karena mobil nggak bisa masuk ke basecamp Kaliangkrik. Sebenarnya Gunung
Sumbing terdiri dari beberapa jalur pendakian, yang paling terkenal adalah
jalur Garung. Tapi karena musim liburan dan jalan pasti super macet makanya
kami memutuskan lewat jalur Kaliangkrik yang perjalannya via GPS cuma sekitar 3
jam dari Jogja. Setelah sempat nyasar dan melewati jalan yang super awesomness
naik turunnya, kami tiba di basecamp Kaliangkrik jam 9 pagi dengan sehat wal
afiat.
|
peta harta karun |
|
basecamp Butuh, Kaliangkrik |
|
halaman lahan parkir |
|
free sticker coy |
Basecamp
Kaliangkrik berada di rumah pak dukuh, dengan halaman yang tidak terlalu luas
paling hanya mampu menampung kurang dari 100 motor. Biaya registrasi pendakian
sebesar 5 ribu per kepala bonus sticker. Setelah persiapan dan numpang eek di
wc pak dukuh, sekitar jam 10 pagi kami pun berangkat ke medan perang. Tak
seperti jalur Garung yang perjalanan ke pos 1 bisa naik ojeg, jalur sejati kami
diwajibkan jalan kaki menitih anak tangga terdiri dari batu disusun rapi
melewati perkebunan warga yang cukup menguras tenaga. Di sepanjang jalan kabut
mulai menyelimuti, jadi jarak pandang hanya sekitar 20 meter.
Sampai di camp 1
jam 11.00 , kami memutuskan untuk istirahat dan menunaikan sholat Dzuhur
sekalian Ashar, sebenernya belum masuk waktu sholat Dzuhur, tapi karena keburu
hujan dan kemungkinan lain, kami sholat jam 11.30 . jam 12 kurang dikit kami
mulai melanjutkan perjalanan ke camp 2.
|
sek semangat, mbah... |
|
jalannya asoy sekali |
|
camp satu, masih 3 lagi brooo |
Jalan ke camp 2
masih terdiri dari batu susun tapi jalan mulai menanjak keras, sempat kami
beberapa kali beristirahat sejanak untuk mengisi tenaga dalam *haiyah. Di perjalanan kami juga bertemu dengan
beberapa penduduk yang sedang turun dan membawa kayu bakar, setrong banget dah.
Sampai camp 2
sekitar jam 13.30 dan kami bertemu dengan pendaki lain yang sedang
beristirahat. Jalan ke camp 2 sangat menguras tenaga karena jalannya 80 % menanjak.
Sekitar jam 14.00 kurang dikit kami melanjutkan perjalanan ke camp 3.
|
semangat mazzz |
|
eskalatornya macet bang |
|
bentar lagi, iya bentar lagi... |
|
sisa-sisa penyerangan negara api |
|
camp-2, masih ada 2 camp lagi biar sampe puncak |
Katanya jalan ke
camp 3 jaraknya paling jauh, tapi terdiri dari tanah yang landai karena
jalurnya harus memutari beberapa bukit dan jurang. Di sepanjang jalan terdapat
banyak mata air atau sungai yang mengalir dari atas, mungkin hanya terisi air
dikala musim hujan. Jalur ini butuh konsentrasi karena jalan yang agak sempit
dengan jurang menganga di sebelah kanan, dan jika turun hujan diharapkan
berhenti untuk mencari tempat beristirahat yang jauh dari lintasan air dari
atas, karena di sungai sungai batu sewaktu waktu airnya bisa sangat deras
dikala hujan turun, dan bisa menyeret pendaki ke dalam jurang, ini serius.
Di camp 4
nampaknya kami udah nggak kebagian tempat untuk mendirikan tenda, terpaksa
lahan savana miring kami ratakan agar dapat mendirikan sebuah tenda. Sayang
banget sunset sore itu terhalang puncak sejati, jadi gue cuma bisa mangabadikan
bayangan matahari terbenam doang. Kelar mendirikan tenda, hujan rintik rintik
pun turun, olkru pendaki galau segera memasuki tenda lalu memasak indomie
oplosan dan kopi panas. Malam pun tiba, dingin semakin menusuk kulit, setelah
makan sekitar jam 7 malam kami langsung tidur karena rencana besok subuh mau
summit ke puncak sejati.
|
sabana sebelum ke camp-4 |
|
tanjakan ini tak seberat mendaki hatimu dek... |
|
tampak Merbabu & Merapi cantik, kayak kamu |
|
camp-4, alhamdulillah |
|
penuh banggg |
|
tendanya miring dek |
|
home sweet home |
|
titit bakar |
Entah jam berapa,
hujan dan angin mulai terasa kenceng, tenda
mulai bergoyang ditiup angin, sepertinya terjadi badai. Gue nggak pengen
nengokin luar karena hawanya sangat dingin, kami berlindung di dalam tenda yang
dihujani aii dengan selimut dobel dan tidur berdampingan rapet biar anget.
Sampai subuh ternyata hujan masih turun dan kami memutuskan menunda ke puncak
nunggu cuaca bersahabat kembali. Jam 6 pagi cuaca udah mulai cerah, sayang
banget kami nggak bisa menyaksikan sunrise. Sunset nggak dapet sunsrise juga
nggak dapet, anda belum beruntung hiks...
Jam 8 pagi,
setelah makan indomie dan sossis bakar, kami melanjutkan perjalanan ke puncak.
Belum sampai beberapa langkah kami disambut oleh tanjakan di depan mata,
melintasi padang savana yang kemiringannya sekitar 30-45 derajat dengan
semangat indomie rasa soto koya, kami tetap melangkah hingga akhirnya sampailah
di puncak sejati, asoyyy...
Puncak sejati
terdiri dari bukit batu yang lumayan gede dengan angin yang kenceng banget. Beberapa
pendaki lain juga udah sampe ke puncak sejati, rasanya puas setelah dari
kemaren melewati jalan yang super ekstrim akhirnya terbayarkan semua setelah
sampai di puncak.
|
sampai puncak sejati |
|
puncak kawah |
|
3371 mdpl |
|
edelweis di puncak belom berbunga |
|
jalan menuju puncak kawah |
|
well donee !!! |
Sekitar setengah
jam kami berada di puncak untuk foto foto kemudian bersiap turun kembali ke
tenda. Sebenernya pengen ke puncak kawah tapi karena badan udah capek kami
langsung balik ke tenda dan berkemas untuk pulang ke basecamp. Alhamdulillah, Terimakasih
Sumbing...
makasih kak, info jalur pendakian gunung sumbing via garungnya sangat membantu kami utk melakukan persiapan pra pendakian :)
ReplyDeletesama-sama mas :)
Deletemas mau tanya, itu biaya angkot dr alun2 magelang brp ya ke pasar kaliangkrik?, trus biaya ojek dr pasar kaliangkrik - basecamp jg berapa ya mas? terima kasih
ReplyDeletemaaf mas, kami kesana menggunakan kendaraan pribadi (motor) jadi kurang tau biaya angkutan umumnya :)
Deletemas mau tanya puncak sejati itu puncak rajawali atau puncak kaliangkriknya.. baca2 sih ada 3 puncak dari kaliangkrik.. makasih
ReplyDeletepuncak sejati sumbing itu puncak kaliangkrik mas, satunya puncak kawah itu sebelum ke puncak sejati ada jalan turun. kalo yg via garung namanya puncak rajawali #cmmiw
Deletetotal biaya yang di keluarkan berapa mas?
ReplyDeleteCetak Roll up Banner Murah Di Jakarta